- Back to Home »
- , » Tugas Ilmu Budaya Dasar - Softskill - Prosa Baru - Cerita Pendek - Robohnya Surau Kami
Posted by : About Iqbal
Selasa, 02 April 2013
Tugas Ilmu Budaya Dasar - Softskill - Prosa Baru - Cerita Pendek - Robohnya Surau Kami
Muhamad Iqbal Ramadhan
NPM
14112802
Kelas
1KA38
Jurusan dan Fakultas
Sistem Informasi - Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Dosen dan Mata Kuliah
Rino Rinaldo - Ilmu Budaya dasar
Prosa baru meliputi :
1. Cerita pendek
Cerita pendek adalah bentuk prosa baru
yang menceritakan sebagian kecil dari
kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh
ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan
nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh
Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo,
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
2. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella
‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan
pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku.
lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih
pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh
Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya
Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3. Biografi
Biografi adalah suatu
karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup . pengarang sendiri. Contoh: Soeharto Anak
Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara
4. Kisah
Kisah, adalah cerita
tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat
lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke
Jedah.
5. Otobiografi
Otobiografi atau bisa
juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh:
Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
Prosa baru yang diresensi
Cerita Pendek : Robohnya Surau Kami
Robohnya Surau Kami
Ali Akbar Navis
Suatu
hari, ada seorang kakek yang menjadi sebagai garin, penjaga surau (takmir).
Menjadi seorang penjaga surau dia tidak mendapatkan honor atau gaji apapun. Dia
hidup mengandalkan dari sedekah, yang hanya sekali pada hari Jumat. Pekerjaan
sambilannya yaitu menjadi pengasah pisau dan gunting. Apabila yang meminta
tolong perempuan biasanya dia diberi sambal. Berbeda lagi, apabila yang meminta
tolong itu laki-laki, ia diberikan rokok kadang juga uang sebagai imbalannya.
Tidak sedikit juga yang hanya memberikan ucapan terima kasih dan senyuman.
Suatu ketika, kakek terlihat murung, sedih, kesal dan bermuram durja. Ia
duduk termenung di serambil surau dengan ditemani beberapa peralatan asahan dan
pisau cukur tua berada disekitar kaki kakek. Ternyata ia baru saja bertemu dan
berbicara dengan Ajo Sidi, si pembual atau ahli pembuat cerita.
Cerita-ceritanya aneh, unik, yang membuat cerita dengan menganalogikan lawan
bicara dengan sesuatu. Hari itu kakek yang dijadikan bualan ceritanya, yang
pada intinya menjadi pameo atau semacam
cerita yang menyindir pendengar.
Ajo
Sidi, si pembual itu menceritakan seseorang bernama Haji Shaleh, yang dulunya
didunia selalu beribadah kepadaNya, taat menjalankan perintahNya dan selalu
takwa kepadaNya. Namun, di akhirat Haji Shaleh, malah dimasukkan ke dalam
neraka, bahkan ditempatkan pada keraknya neraka. Dia memang tak pernah
mengingat anak dan istrinya, dia pun tak memikirkan hidupnya sendiri. Segala
kehidupannya lahir batin diserahkan kepadaNya. Dia tak berusaha mengusahakan
orang lain. Bahkan dia tak pernah membunuh seekor lalat pun. Padahal dia hidup
berkaum, bersaudara namun sedikitpun tak memperdulikannya. Dia selalu bersujud,
memuji dan berdoa kepadaNya.
Setelah mendengar cerita dari Ajo Sidi, kakek hanya merenung dan
memikirkannya Seolah ia merasakan apa yang dirasakan Haji Shaleh. Keesokan
harinya, kakek mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri dengan
pisau cukur. Berita kematian kakek sudah tersebar ke seluruh kampung, semua
warga kampung mengurus jenazah kakek. Semua warga mengantar kepergian jenazah
kakek ke makam. Namun Ajo Sidi yang bisa dikatakan menjadi penyebab kematian
kakek, malah tetap pergi bekerja. Dan sebelum pergi bekerja, Ajo Sidi berpesan
kepada istrinya agar membelikan kain kafan untuk mengafani jenazah kakek.
Unsur-Unsur Ilmu Budaya Dasar :
·
Manusia dan Kebudayaan :
Unsur manusia dan kebudayaan pada cerita
Robohnya Surau Kami dapat tergambarkan yaitu ketika tokoh Kakek digambarkan
sebagai orang yang selalu beribadat kepada Allah S.W.T. Sehingga Kebudayaan
agama pada cerita ini begitu kuat.
·
Manusia dan Penderitaan :
Unsur
manusia dan penderitaan pada cerita Robohnya Surau Kami dapat tergambarkan
yaitu ketika tokoh fiksi yang digambarkan oleh Ajo Sidi, Haji Shaleh merupakan
seseorang
yang sangat taaat beridat namun tetap dimasukkan ke
dalam neraka karena tidak pernah memikirkan nasib dari keluarganya. Hal ini lah
yang membuat tokoh Kakek menjadi cemas dan mengakhiri hidupnya.
·
Manusia dan Pandangan Hidup :
Unsur
manusia dan penderitaan pada cerita Robohnya Surau Kami dapat tergambarkan
yaitu ketika tokoh Kakek digambarkan sebagai orang yang selalu beribadat kepada
Allah S.W.T sehingga dapat disimpulkan bahwa pandangan hidup tokoh Kakek hanya
berpusat pada akhirat, bukan duniawi.
·
Manusia dan Kegelisahan :
Unsur manusia dan kegelisahan pada cerita Robohnya
Surau Kami dapat tergambarkan yaitu ketika tokoh Kakek merasa gelisah terhadap
cerita Ajo Sidi.
Kesimpulan :
Bahwa dalam menjalan hidup di dunia
ini haruslah seimbang, antara amal akhirat dan amal dunia. Kita tidak boleh
berat sebelah dengan mementingkan kepentingan akhirat terus hingga kita lupa
kalau kita butuh rejeki untuk beramal kepada orang lain. Tuhan itu tidak suka
orang miskin. Jadi kita harus kaya agar kita bisa memberi pada orang lain.
Tuhan juga tidak suka dengan orang yang suka mementingkan kepentingan duniawi
seperti Ajo Sidi sehingga dia malah pergi bekerja daripada mengurusi mayat
saudara seimannya.
Cerpen ini layak dijadikan
referensi bagi para akademisi yang akan mengadakan penelitian baik di bidang
sosial budaya ataupun agama. Mengapa? Karena cerpen ini mengkritisi sikap-sikap
para ahli ibadah yang lebih mementingkan kehidupan akhirat daripada kepentingan
dunia. Profil Pengarang Cerpen Robohnya Surau Kami
Sumber : http://www.anneahira.com/cerpen-robohnya-surau-kami.htm
id.wikipedia.com/prosa
http://revirevoltworld.blogspot.com/2011/03/analisis-perbedaan-cerpen-robohnya.html
Please visit our web:
BalasHapusUHAMKA
THank you for nice information
Good!
BalasHapus