Posted by : About Iqbal Selasa, 02 April 2013



Tugas Ilmu Budaya Dasar - Softskill - Prosa Lama - Hikayat - Si Pitung

Nama  
Muhamad Iqbal Ramadhan

NPM   
14112802

Kelas   
1KA38

Jurusan dan Fakultas
Sistem Informasi - Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi

Dosen dan Mata Kuliah
Rino Rinaldo - Ilmu Budaya dasar 

Prosa

Istilah prosa banyak pandanannya, diantaranya : narrative fiction, prose fiction, atu fiction. Dalam bahasa Indnesia istilah tersebut sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan dideinisikan sebagai bentuk cerita, atu prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.

Jenis – jenis prosa :

·     Prosa lama meliputi :


1.   Dongeng-dongeng
      Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu  sebagai   
      berikut :
    - Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula    disebut sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
    - Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
  -  Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
 - Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
   -  Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
   -  Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.

        

2.  Hikayat
   Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para   dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.

3.  Sejarah
   Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis pada tahun 1612.

4. Epos
     Epos adalah cerita yang berkaitan dengan kepahlawanan. Epos merupakan Wiracarita.



5. Cerita pelipur lara
   Cerita pelipur lara adalah cerita yang bermaksud menghibur orsng ysng sedang sedih, terutama kaum remaja yang sedang terkena asmara. CPL selalu berkaitan dengan hubungan muda-mudi, yaitu pemuda yang mencari pasangannya dengan mengalami berbagai rintangan, tetapi selalu berakhir dengan kebahagiaan. Ceritanya penuh dengan lukisan yang romantic, baik lukisan mengenai para tokohmaupun lukisan tentang tempat (suasana). Tukang cerita pelipur lara disebut pawang.
    

Prosa lama yang diresensi :

Hikayat : Si Pitung
Si Pitung

        Suatu sore, Pak Piun dan Bu Pinah sedang duduk di balai-balai bambu. Beberapa hari lagi  Bu Pinah akan melahirkan, Pak Piun bahagia, sambil menggumamkan doa. Padi yang baru saja dipanen dirampas oleh centeng-centeng Babah Liem. Babah Liem adalah tuan tanah yang ada di kampung Rawabelong, dia mengangkat centeng-centeng dari pribumi untuk menagih pajak yang digunakan untuk membayar ke Belanda. Bu Pinah pun melahirkan anaknya dan diberi nama Pitung. Si Pitung terdidik menjadi anak yang sopan, suka menolong dan sholeh. Si Pitung belajar agama dan silat pada Haji Naipin. Haji Naipin mencurahkan semua ilmunya kepada Pitung, bahkan ia diberi ilmu pancasona, yaitu ilmu kebal senjata, ilmu itu digunakan untuk membela dari kezaliman.
        Suatu ketika Pitung melihat kesewenangan centeng-centeng Babah Liem terhadap tetangganya. Pitung ingin menolong, tetapi dilarang oleh ibunya. Di hari lain Pitung melihat kejadian itu lagi, Pitungpun melawan mereka, akhirnya Pitung dapat mengalahkan mereka. Suatu hari Pak Piun menyuruh Pitung menjual kambing ke pasar. Ternyata, si Pitung dibuntuti oleh seorang centeng. Centeng mengawasi ketika Pitung mengantongi uang di saku. Pitung singgah di mushola, ketika ia melepas baju untuk mandi dan berwudhu, uang tersebut diambil oleh centeng. Di rumah ia dimarahi oleh ayahnya, dan Pitung kembali ke pasar untuk mencari orang itu dan menemukannya sedang berkumpul dengan teman-temanya di warung kopi. Pitung datang dan menghardik mereka. Mereka marah dan menyerang Pitung, namun pada akhirnya mereka kalah.
       Pitung memutuskan untuk membela rakyat jelata dan membentuk kelompok untuk merampok harta orang kaya yang akan dibagikan kepada orang yang kekurangan. Orang-orang kaya pun tidak tentram. Schout Heyne, Kontrolir Kebayoran, memerintah untuk mencari tahu keberadaan Pitung. Pitung pun berpindah-pindah tempat. Sampai akhirnya mereka terjebak dan tertangkap. Pitung meloloskan diri melalui genteng penjara. Schout memerintah untuk menangkap Pak Piun dan Haji Naipin, mereka dibui karena tidak mau mengatakan keberadaan Pitung. Pitung mendengar ayahnya dan gurunya dibui, lalu Pitung menyerahkan diri. Pitung tetap tidak akan menyerah, walaupun ia sudah tertangkap. Hal ini menyebabkan Schout Heyne marah bersiap menembak Pitung dan Pitungpun roboh bersimbah darah.
        Pitung dimakamkan beberapa hari kemudian, banyak rakyat yang mengiringi jenazah. Beberapa bulan kemudian Schout Heyne dipecat dari jabatan Kontrolilr Kebayoran karena ia telah menembak orang yang tidak melawan saat ditangkap.

Unsur Instrinsik:
1. Tema                    : Pahlawan

2. Alur atau plot       : maju

3. Tokoh dan penokohan :
         Pak Piun                   : baik, penyabar,
         Bu Pinah                   : baik, penyabar,
         Pitung                       : baik, pemberani, suka menolong,
         Haji Naipin               : baik hati,
         Schout Heyne           : kejam, jahat, mudah marah,
         Centeng-centeng       : jahat, kejam.

4. Latar :
    Tempat           : balai-balai bambu, warung kopi, penjara, mushola, pasar
    Waktu             : sore hari
    Suasana           : tegang, sedih. Menakutkan

5. Sudut pandang        : orang ketiga serba tahu

6. Konflik                    : perampasan harta benda oleh penguasa

7. Amanat
    - Jangan berlaku sewenang-wenang terhadap rakyat kecil.
    - Kita harus hidup salling menghargai.

8. Gaya bahasa            : komunikatif dan mudah dipahami

9. Unsur-Unsur Ilmu Budaya Dasar :
·       Manusia dan Kebudayaan :
    Unsur manusia dan kebudayaan pada cerita Si Pitung dapat tergambarkan yaitu ketika Pitung digambarkan sebagai pribadi yang sopan, suka menolong dan sholeh. Sehingga dapat diartikan bahwa kepribadian tersebut yang merupakan unsur-unsur kebudayaan tergambarkan oleh cerita ini.
·       Manusia dan Penderitaan :
       Unsur manusia dan penderitaan pada cerita Si Pitung dapat digambarkan yaitu pada saat Babah Liem merampas semua padi yang baru saja dipanen oleh Pak Piun sebagai pembayaran hutang. Sehingga dapat diartikan bahwa unsur Manusia dan penderitaan tergambarkan oleh cerita ini.
·       Manusia dan Keadilan :
      Unsur manusia dan keadilan pada cerita Si Pitung dapat tergambarkan yaitu ketika Pitung mencoba untuk membela rakyat jelata dari kesewenangan orang-orang kaya. Sehingga dapat diartikan bahwa mencoba untuk menegakkan keadilan atau unsur manusia dan keadilan tergambarkan oleh cerita ini.
·       Manusia dan Pandangan Hidup :
       Unsur manusia dan keadilan pada cerita Si Pitung dapat tergambarkan yaitu ketika Pitung mencoba untuk membela rakyat jelata dari kesewenangan orang-orang kaya. Sehingga dapat diartikan bahwa tokoh Pitung memiliki pandangan hidup sebagai orang yang peduli terhadap sesama dan berusaha untuk menegakkan kebenaran.
·       Manusia dan Tanggung Jawab :
     Unsur manusia dan tanggung jawab pada cerita Si Pitung dapat tergambarkan yaitu ketika Pitung mencoba untuk menyerahkan diri pada Schout Heyne. Ia (Schout Heyne) menangkap Pak Piun dan Haji Naipin sebagai sandera karena ia (Schout Heyne) takut apabila Pitung akan merampok hartanya. Oleh karena itu, Pitung menyerahkan dirinya.
·       Manusia dan Harapan :
       Unsur manusia dan harapan pada cerita Si Pitung dapat tergambarkan yaitu ketika Pitung berharap suatu saat ia akan bisa melawan kesewenangan orang-orang kaya.

Kesimpulan :
     Untuk menjadi seseorang yang memiliki jiwa kepahlawanan, tidak perlu menjadi seseirang yang menghalalkan cara. Walaupun bertujuan baik tetapi menggunakan cara yang kurang tepat. seperti contoh tokoh Pitung yang mencoba untuk menolong rakyat jelata dengan mencuri kekayaan dari orang-orang menengah ke atas. maka akan berakhir dengan tragis.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa
               http://www.anneahira.com/tokoh-betawi.htm

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
    Jangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BANK Terbaru

    BalasHapus

About Author

Foto saya
IT Student | EDM Enthusiast | Likes Interior Design and Graphic Design | I Also Writing Articles of Games at http://cyberlineteam.com/category/it/game/ | Personal Website : miiqbalrama.hol.es

PageViews

- Copyright © BeOneOfHeroes -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -