Nama
Muhamad Iqbal Ramadhan
NPM
14112802
Kelas
1KA38
Jurusan dan Fakultas
Sistem Informasi - Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Dosen dan Mata Kuliah
Rino Rinaldo - Ilmu Budaya dasar
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah
Swt. Yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga saya mampu
menyelesaikan Makalah MANUSIA dan KEINDAHAN dari PERSPEKTIF AGAMA
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata
kuliah ILMU BUDAYA DASAR. Yang meliputi nilai tugas, nilai kelompok, nilai
individu, dan nilai keaktifan.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi
yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. kami sebagai
penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam
penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, Saya mohon maaf atas segala kekurangannya.
Bekasi
, April 2013
Muhamad
Iqbal Ramadhan
14112802
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keindahan
berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara dan lain
sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, social dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan merupakan bagian hidup dari
manusia.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan. Monalisa tidak
indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan
kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni
berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai objek yang diungkapkan.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud
dari penulisan makalah yang berjudul “ Manusia dan Keindahan : dari Perspektif “
adalah untuk memenuhi persyaratan tugas yang diberikan agar mendapatkan
penilaian yang bagus dalam mata kulia Ilmu Budaya Dasar di bidang softskill.
Tujuan
dalam pemilihan judul makalah “ Manusia dan Keindahan : Keindahan, Renungan dan
Keserasian” untuk menyesuaikan SAP yang telah disusun dalam mata kuliah ini.
Dan untuk pembelajaran bagi para mahasiswa yang membutuhkan ilmu pengetahuan
dari makalah ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KEINDAHAN
Keindahan
atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu
budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman
"keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu
berada pada mata yang melihatnya."
Kata
benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan
kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine
untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα,
hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan
demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
Sebuah
buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda
mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil
lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios
memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."
Dilihat
dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1.
Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat(Tolstoy).
2.
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan
itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in
their relation to the whole (Baumgarten).
3.
Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral.
Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4.
Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5.
Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang
harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi,
yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
6.
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7.
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah
yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan (Hemsterhuis).
2.2 MANUSIA
Manusia
atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras
lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak
muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak
muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak,
remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak
penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna
kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama
(penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ),
hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri,
keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
2.3 AGAMA
Agama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata
"agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti
"tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi
yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare
yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Émile
Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri
atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita
sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DEFINISI MANUSIA
Dari
segi ilmu eksakta , manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang
membentuk jaringan system yang dimiliki oleh manusia (ilmu Kimia). Manusia
merupakan kumpulan dari berbagai system fisik yang saling terkait satu sama
lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika) . Dari segi ilmu biologi
manusia merupakan mahkluk biologis yang tergolong dalam makhluk mamalia.
1. Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling
terkait yaitu:
§ Jasad
§ Hayat
§ Ruh
§ Nafsu
2. Manusia sebagai satu kepribadian 3 unsur
yaitu:
§ ID
§ Ego
§ Superego
Hakekat
manusia :
· Mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari
tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
· Mahkluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan mahkluk lainnya.
· Mahkluk Biokultural yaitu mahkluk hayati
dan budayawi.
· Mahkluk
ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat
karena kemampuan bekerja dan berkarya.
3.2 DEFINISI KEINDAHAN
Keindahan
berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial,
dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya
tertentu, untuk kesempurnaannya.
· Herbet Read merumuskan bahwa keindahan
adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
· Filsuf
abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
·
Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan
bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout
visum placet).
· Khalil Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan
adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi
namun menerima.
· Baumgarten adalah Keindahan adalah
keselur uhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang
saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
· The Liang Gie dalam bukunya “ Garis
Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan
diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan
Spanyol “Bello” , kata-kata itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar
katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
Setelah
melihat penjabaran diatas, kita dapat membedakan antara keindahan sebagai suatu
kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan dalam
suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara
fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti
contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam
suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat
maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
3.3 NILAI ESTETIKA
Kata
estetika berasal dari kata Aesthesiss yang artinya perasaan atau sensitivitas,
karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan
perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu
yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Estetika adalah salah satu
cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas
keindahan. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi
yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian
terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan
filosofi seni. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Membedakan
nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik
Nilai
instrinsik adalah nilai yang terkandung dari benda atau sesuatu itu sendiri,
yang bersifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan,
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Sedangkan nilai ekstrinsik adalah
nilai yang berasal dari luar benda atau sesuatu itu sendiri yang bersifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(Instrumental/ Contributory value), yakni nilai yang ber sifat sebagai alat
atau membantu.
3.5 HUBUNGAN MANUSIA dan KEINDAHAN
Manusia
dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk
keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara
maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran
menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah
itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan
mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur
keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan
benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian
pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,
orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
–orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi
keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia
dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu
sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari
oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat
berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai
kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai
keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari
segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara
kodrati.
3.6
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN DARI PERSPEKTIF AGAMA
Manusia
yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut.
Keindahan
tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah
wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada
sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya
tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang
yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan
yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu
benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah
diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang
menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang
saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi
keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia
dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu
sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan keindahan dalam karya seni
didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu
dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia,
mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat,
mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat
dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia
secara kodrati.
Ada
beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
Tata
nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih
rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai
mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah.
Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang
indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia,
misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka,
dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai
contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar terkembang"
oleh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan
yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan
manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini
dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral
masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak
indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain
diungkapkan dalam karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak
yang dikemukakan oleh W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur
Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat,
yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi,
tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) Penderitaan Manusia
Banyak
faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah
faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai
akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena
nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah
itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
3.7
CARA-CARA UNTUK MENGETAHUI SUATU KEINDAHAN
1. Renungan
Renungan
berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan
sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil
merenung. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu
sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila
obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada
obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau
kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan,
ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi
tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli
pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang
terdapat pada suatuhal.
3. Kehalusan
Kehalusan
berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus
itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil
maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar
atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap
orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai
keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu
proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari
nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Disamping
itu seni menurut wataknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut
logika deduktiv dapa dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di
kontemplasikan.
Kesimpulan
ini mengandung dua saran :
a. Bahwa untuk dapat menciptakannkeindahan
dalam hasil karya seni teerlebih dahulu harus ditempuh proses kontemplasi.
b. Keindahan yang berpadu dalam hasil cipta
seni harus dikontemplasikan untuk menemukan rahasia dan nilai-nilai dibalik
keindahan formalnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah
kita mempelajari dan mengkaji Hubungan Manusia dan Keindahan dalam Ilmu Budaya
Dasar, maka kami dapat memberikan sebuah analisa yang kami susun berdasarkan pemahaman dari materi metode
dalam Ilmu Budaya Dasar.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebeenaran adalah
keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
mempunyai keindahan. Adapun manusia juga mempunyai fitrah kesenangan terhadap
keindahan dan kecenderungan terhadap sesuatu yang indah, sehingga hubungan
keindahan dan manusia tak dapat dipisahkan.
Hubungan
manusia dan keindahan sangatlah erat, kerena rasa suka akan keindahan sudah
menjadi fitrah dalam diri manusia. Meskipun dalam pribadi seseorang tidak dapat
melakukan dan menerapkan rasa keindahan pada hakikatnya seseorang tersebut
tetap menyukai akan keindahan.
Banyak
cara yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dalam mencari keindahan. Orang yang suka terhadap seni maka
dia akan menemukan keindahan tersebut dalam kesenian yang digelutinya dan
banyak juga cara yang lainnya untuk mencari keindahan yaitu dengan merenungkan
suatu hal, dimana dengan perenungan tersebut akan ditemukan rasa dan nilai
keindahan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertian-manusia.html
http://ajengbells-tinkerbell.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-keindahan-keindahan.html